Selasa, 22 Juni 2010

Jawaban UAS Metodologi Penelitian

JAWABAN UAS (UJIAN AKHIR SEMESTER)


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas UAS
Mata Kuliah Metodologi Penelitian



















Disusun Oleh :
Rina Kusniawati U (2007.1040)
Semester / Jurusan VI / PAI - A




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
SUKABUMI
2010 M/ 1431 H








JAWABAN UAS METODOLOGI PENELITIAN


Judul : Pengaruh Dibukanya Sekolah Menengah Kejuruan Terhadap
Minat Orang Tua dan Siswa Bersekolah di Madrasah Aliyah
Pada Sekolah YASTI (Yayasan Tarbiyah Islamiyah)



1. Judul : Pengaruh banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan Terhadap Minat Orang Tua dan Siswa Bersekolah di Madrasah Aliyah pada Yayasan Tarbiyah Islamiyah (YASTI).

a. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal utama dalam hidup zaman sekarang, karena hanya dengan pendidikanlah kita dapat memperoleh pengetahuan yang banyak, selain itu banyak informasi-informasi yang dapat menambah pengetahuan kita. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Karena Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Allah saw. berfirman bahwa pendidikan merupakan hal yang paling penting, seperti dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:

                        

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Dari ayat di atas telah jelas bahwa Allah saw. telah menyuruh kita untuk mempunyai pendidikan yang tinggi. Oleh sebab itu, dalam bidang pendidikan sangatlah penting dan harus diperhatikan, karena berdampak pada bidang-bidang yang lain. Masalah kependidikan yang serius dihadapi oleh negara berkembang khususnya yang dihadapi oleh Indonesia, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas, dan lapangan pekerjaan. Pendidikan ini akan berpengaruh pada masyarakat terutama bagi keluarga yang tidak mampu. Mereka menginginkan anaknya untuk langsung bekerja tanpa harus berpendidikan tinggi. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Maka merebaknya isu pengangguran terdidik menjadi sinyal yang cukup mengganggu bagi perencana pendidikan di negara-negara berkembang pada umumnya, khususnya juga di Indonesia. Padahal pada zaman sekarang ini, yang harus lebih dipentingkan adalah akhlak atau moral anak-anak bangsa yang semakin hari semakin dicemaskan. Ini disebabkan karena kurangnya pendalaman pendidikan agama bagi anak-anak terutama siswa lulusan SMP/MTs. Di sekolah Madrasah Aliyah pendidikan agama lebih diutamakan, sedangkan untuk sekolah Menengah Kejuruan dalam hal pendidikan agamanya hanya pada dasarnya saja.
Tetapi untuk saat ini pemerintah telah mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMA (Th. 2007 : 2). Perubahan jumlah sekolahan ini terpicu data yang diperoleh di lapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMA. Pada dasarnya SMA diprogram untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan skill (untuk SMA) bisa dikatakan, tidak ada. Berbeda dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Oleh karena itu, saat ini pemerintah lebih mengunggulkan SMK daripada SMA khususnya MA. Hal ini menyebabkan minat orang tua dan siswa untuk bersekolah di Madrasah Aliyah menurun, karena dipengaruhi oleh banyaknya SMK-SMK yang dibangun.
Sekarang kita lihat, untuk jumlah pendaftar antara sekolah menengah kejuruan dan madrasah aliyah di Sekolah YASTI, maka kebanyakan para siswa lulusan SMP/MTs lebih memilih Sekolah Menengah Kejuruan dibandingkan dengan Sekolah Madrasah Aliyah. Padahal Sekolah madrasah aliyah lebih dahulu ada yaitu pada tahun 1978 dan pada saat itu siswanya lebih banyak se-Kabupaten Sukabumi, dibandingkan dengan sekolah menengah kejuruan yang baru tahun pelajaran 1986/1987 ini dibuka. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya anjuran dari pemerintah agar mempunyai keahlian pada siswa setelah lulus, sehingga dapat menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, kemudian siswa dapat menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja terutama dibidang akomodasi perhotelan, usaha jasa pariwisata dan boga, selain itu dapat memberikan peluang masa depan lebih baik, jika tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan alasan inilah, para orang tua dan siswa lebih memilih SMK daripada MA, hal ini dapat mempengaruhi kualitas pada Madrasah Aliyah.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya pengaruh yang akan ditimbulkan akibat banyak dibukanya SMK dengan menurunnya minat orang tua dan siswa karena dengan alasan di atas, maka akan dijelaskan lebih terperinci lagi dalam skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan Terhadap Minat Orang Tua dan Siswa bersekolah di Madrasah Aliyah pada Yayasan Tarbiyah Islamiyah (YASTI)”.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1) Adakah pengaruh akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA?
2) Adakah pengaruh akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat siswa untuk bersekolah di MA ASTI?
3) Adakah pengaruh yang ditimbulkan pada Madrasah Aliyah YASTI akibat dibukanya SMK YASTI?
4) Bagaimana kualitas Madrasah Aliyah YASTI pasca dibukanya SMK YASTI?

c. Tujuan dari Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 51) “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA?
2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat siswa untuk bersekolah di MA?
3) Untuk mengetahui pengaruh apa yang ditimbulkan pada Madrasah Aliyah YASTI akibat dibukanya SMK YASTI?
4) Untuk mengetahui bagaimana kualitas Madrasah Aliyah YASTI pasca dibukanya SMK YASTI?

d. Kegunaan dari Penelitian
Pada hakekatnya suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang diharapkan akan berguna bagi orang lain terutama bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kegunaan dari sebuah penelitian terdapat dua manfaat, antara lain:
1) Manfaat Teoretis
 Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMA pada khususnya.
 Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2) Manfaat Praktis
 Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolahnya terutama untuk sekolah Madrasah Aliyah.
 Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan minat belajar dan cara belajar yang baik sehingga SMK dapat menghasilkan siswa yang terampil dan mempunyai keahlian yang dapat digunakan di masyarakat, sedangkan untuk MA dapat menghasilkan siswa yang kreatif dan mempunyai akhlak yang lebih baik lagi.
 Bagi siswa, sebagai pedoman dalam meningkatkan minat belajar dan cara belajar yang baik, agar dapat berguna di masyarakat nanti.
 Bagi orang tua, dapat berpikir lebih matang lagi dan lebih jauh lagi dalam memilih sekolah untuk anaknya, agar anak dapat mempunyai masa depan yang lebih cerah

2. Variabel penelitiannya adalah : dibukanya SMK dan minat.
a. Definisi Teoritis:
- Dibukanya SMK : pada dasarnya SMK merupakan suatu sekolah yang bertujuan untuk siswa yang mau bekerja dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga tujuan dari sekolah SMK adalah untuk mencetak siswa-siswa yang mempunyai keahlian khusus dalam suatu bidang tertentu, dimana keahlian tersebut bisa digunakan dalam lingkungan sekitarnya. Tetapi, siswa lulusan SMK ini dapat juga melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, karena kini banyak juga Universitas-Universitas bagi siswa-siswa lulusan SMK.
- Minat : Pengertian minat menurut bahasa (Etimologi), ialah usaha dan kemauan untuk mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu. Secara (Terminologi), minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal. Sedangkan, Yohanes Ageng P menuliskan bahwa pengertian minat menurut para ahli adalah :
 ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59) bahwa minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas.
 (Andi Maprare dan Slameto; 1988; 62) bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu.
 (Slameto; 1988 ; 59) bahwa minat ialah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu.

b. Definisi Operasional :
- Dibukanya SMK : dengan banyaknya dibuka sekolah SMK, maka akan menurunkan minat orang tua dan siswa untuk bersekolah di Madrasah Aliyah. Sehingga akan berdampak pada kualitas Madrasah Aliyah yang ada di Kab. Sukabumi.
- Minat : minat adalah proses pengembangan potensi siswa dalam mencampuradukan seluruh kemampuan siswa untuk mengarahkan individu ke dalam suatu pikiran tertentu. minat orang tua siswa yang lebih cenderunng memilihkan anaknya untuk bersekolah di SMK dibandingkan ke sekolah MA, hal ini dipicu oleh keahlian yang akan didapatkan di SMK agar langsung mendapatkan pekerjaan. Begitu pula dengan siswanya, yang sebagian besar keinginannya untuk meringankan beban orang tua dalam membiayai sekolah.

3. Skala yang digunakan dalam penelitian nomor 1 ini adalah skala interval.
Karena dengan pengukuran skala interval, maka kita dapat membandingkan berapa jumlah siswa atau banyaknya siswa yang ada antara dibukanya sekolah SMK dengan minat orang tua dan siswa untuk bersekolah di MA.


4. Menurut Jujun S. Suriasumantru (1982 : 155) bahwa Anggapan dasar atau postulat merupakan asumsi dasar yang keberadaannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya. Sedangkan menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar (2008 : 37) bahwa anggapan dasar atau postulat adalah pernyataan yang kebenarannya tidak perlu diuji karena sudah diterima oleh umum. Dari pengertian kedua ahli dia atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa anggapan dasar sama dengan postulat, yang diartikan sebagai pernyataan yang berfungsi sebagai landasan bagi peneliti yang tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya.
Sehingga anggapan dasar dari penelitian no.1 adalah:
a. Dengan dibukanya sekolah SMK maka akan menghasilkan lulusan siswa yang telah mempunyai keahlian tertentu.
b. Pengaruh dibukanya sekolah SMK, maka minat orang tua dan siswa untuk bersekolah di MA semakin menurun.
c. Orang tua dan siswa menganggap bahwa lulusan SMK bisa langsung kerja, tanpa memperhatikan bahwa kurangnya penanaman keagamaan yang kuat dalam diri anak.
d. Minat untuk bersekolah di MA akan semakin menurun, akibat dari alasan yang menyatakan bahwa “setelah lulus dari SMK bisa langsung kerja”.

5. Hipotesis terbagi dua. Pertama, hipotesis kerja (hipotesis alternatif) yang disingkat dengan Ha. Kedua, hipotesis nol yang disingkat dengan H0. Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka hipotesisnya antara lain:
a. Rumusan masalahnya : Adakah pengaruh akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA YASTI?
- Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI dengan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA YASTI.
- Hipotesis nol (H0): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI terhadap orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA YASTI.
Jawaban hipotesisnya yaitu Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI dengan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di MA YASTI.
Alasannya : karena dengan dibukanya SMK YASTI maka orang tua lebih memilih SMK daripada MA, hal ini disebabkan karena adanya pernyataan bahwa setelah lulus dari SMK bisa langsung kerja

b. Rumusan masalahnya : Adakah pengaruh akibat dibukanya SMK YASTI terhadap minat siswa untuk bersekolah di MA YASTI?
- Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI dengan minat siswa untuk bersekolah di MA YASTI.
- Hipotesis nol (H0) : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI dengan minat siswa untuk bersekolah di MA YASTI.
Jawaban hipotesisnya yaitu H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dibukanya SMK YASTI dengan minat siswa untuk bersekolah di MA YASTI.
Alasannya : karena setelah dilakukan observasi di lapangan ternyata siswa lebih banyak memilih MA YASTI, ini disebabkan karena siswa ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.
c. Rumusan masalahnya : Adakah pengaruh yang ditimbulkan pada Madrasah Aliyah YASTI akibat dibukanya SMK YASTI?
- Hipotesis alternatif (Ha) : terdapat pengaruh antara sekolah Madrasah Aliyah YASTI dengan SMK YASTI.
- Hipotesis nol (H0) : tidak terdapat pengaruh antara sekolah Madrasah Aliyah YASTI dengan SMK YASTI.
Jawaban hipotesisnya yaitu Ha : terdapat pengaruh antara sekolah Madrasah Aliyah YASTI dengan SMK YASTI.
Alasannya : karena ternyata sekolah Madrasah Aliyah YASTI memiliki jumlah siswa yang tidak seimbang, bahkan menurun jumlah siswanya dari tahun sebelumnya, ini diakibatkan karena adanya SMK yang bernaung dibawah yayasan yang sama.

d. Rumusan masalahnya : Bagaimana kualitas Madrasah Aliyah YASTI pasca dibukanya SMK YASTI?
- Hipotesis alternatif (Ha) : adakah hubungan yang positif antara kualitas Madrasah Aliyah YASTI dengan dibukanya SMK YASTI.
- Hipotesis nol (H0) : tidak ada hubungan yang positif antara kualitas Madrasah Aliyah YASTI dengan dibukanya SMK YASTI.
Jawaban hipotesisnya yaitu H0 : tidak ada hubungan yang positif antara kualitas Madrasah Aliyah YASTI dengan dibukanya SMK YASTI.
Alasannya : karena ternyata kualitas Madrasah Aliyah YASTI tetap tinggi dibandingkan SMK YASTI. Hal ini disebabkan karena adanya semangat persaingan yang sehat dan baik antara MA YASTI dengan SMK YASTI.

6. Yang menjadi sumber data dalam penelitian no. 1 diantaranya :
a. Kepala sekolah MA dan SMK. Karena kepala sekolah lebih mengetahui pengaruh yang akan ditimbulkan akibat adanya persaingan dari kedua sekolah tersebut.
b. Siswa. Dalam hal ini, siswa merupakan faktor yang paling penting atau faktor utama. Karena siswalah yang menentukan pilihan untuk memilih kemanakah ia akan melanjutkan sekolahnya.
c. Masyarakat (Orang tua). Karena orang tua merupakan faktor pendukung untuk anaknya. Dalam hal ini, orang tua mendukung keinginan anaknya untuk memilih sekolah, tetapi sekaligus mengarahkan dan menentukan pilihan sekolah untuk anaknya.

7. Instrument adalah alat untuk memperoleh data, yang pada hakikatnya adalah untuk mengukur variabel penelitian. Instrument penelitian yang biasa digunakan adalah kuesioner/angket, wawancara, dokumentasi observasi dan lain-lain. Jumlah instrument yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Jadi, untuk menentukan instrumentnya adalah dengan melihat dahulu berapa variabel yang ada dalam penelitian no.1. saya menggunakan 2 varabel, yaitu variabel X (tentang dibukanya SMK) dan variabel Y (tentang minat). Karena terdapat 2 variabel, maka instrument yang digunakan ada 2 pula. Tetapi, yang akan digunakan dalam penelitian ini hanya satu instrument yaitu instrument wawancara. Jadi, kedua variabel diatas (X dan Y) hanya menggunakan instrument wawancara.

Kisi-kisi instrument wawancara:
a. Untuk Kepala Sekolah Madrasah Aliyah
- Apakah ada dampak positif yang ditimbulkan dari dibukanya SMK YASTI?
- Apakah ada dampak negatif yang ditimbulkan dari dibukanya SMK YASTI?
- Apakah ada persaingan yang sehat dalam meningkatkan kualitas sekolah Madrasah Aliyah dengan sekolah SMK?
- Bagaimana persaingan yang sehat menurut Kepala Sekolah antara SMK YASTI dengan MA YASTI dalam pengelolaan belajarnya?
- Bagaimana jumlah siswa untuk tahun ini?
- Apakah ada penambahan yang tinggi dalam jumlah siswa tahun ini?
- Apakah ada penurunan yang drastis dalam jumlah siswa tahun ini?
- Bagaimana dengan kualitas pembelajaran yang dihasilkan dari sekolah Madrasah Aliyah ini?
- Jika kualitas bertambah baik, maka faktor apa saja yang mendukung untuk mempertahankan kualitas yang telah ada?
- Jika kualitas semakin menurun, maka faktor apa yang membuat kualitas sekolah Madrasah Aliyah ini menurun?
- Apakah bapak sudah mempersiapkan planning untuk lebih meningkatkan kualitas sekolah Madrasah Aliyah YASTI ini?
- Apa saja planning-planing yang akan ditempuh dalam meningkatkan kualitas sekolah Madrasah Aliyah YASTI ini?
- Apa pendapat bapak mengenai sekolah SMK?
- Menurut anda, apakah minat orang tua dan siswa untuk bersekolah di Madrasah Aliyah masih banyak atau bahkan menurun?

b. Untuk siswa SMP/MTs
- Apa perbedaan antara sekolah Madrasah Aliyah dengan SMK?
- Menurut kalian, bagaimana kualitas sekolah Madrasah Aliyah YASTI?
- Menurut kalian, bagaimana kualitas sekolah SMK YASTI?
- Diantara Madrasah Aliyah dengan sekolah SMK, manakah yang bisa diandalkan untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang?
- Bagaimana pengetahuan keagamaan yang ada di Madrasah Aliyah?
- Bagaimana pengetahuan keagamaan yang ada di SMK?
- Menurut anda, potensi apa yang dihasilkan siswa yang bersekolah di Madrasah Aliyah?
- Menurut anda, potensi apa yang dihasilkan siswa yang bersekolah di SMK?
- Apakah anda berminat untuk masuk ke sekolah Madrasah Aliyah? Alasannya!
- Apakah anda berminat untuk masuk ke SMK? Alasannya!
c. Untuk masyarakat (orang tua)
- Apa perbedaan antara sekolah Madrasah Aliyah dengan SMK?
- Menurut pandangan ibu/bapak, sekolah mana yang baik untuk siswa lulusan SMP/MTs?
- Menurut ibu/bapak, manakah sekolah yang bisa diharapkan untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa depan?
- Bagaimana pengetahuan keagamaan yang ada di Madrasah Aliyah?
- Bagaimana pengetahuan keagamaan yang ada di SMK?
- Apakah ibu/bapak berminat untuk menyekolahkan anaknya di Madrasah Aliyah? Alasannya!
- Apakah ibu/bapak berminat untuk menyekolahkan anaknya di SMK? Alasannya!

8. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian no.1 ini, saya akan menggunakan metode survei dan metode wawancara.
Dengan metode survei, maka kita dapat melihat atau meninjau secara langsung ke tempat penelitian, sehingga kita dapat langsung mengetahui bagaimana situasi dan kondisi di tempat penelitian tersebut. Metode survei ini dapat dilakukan pada saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (P2DB). Sehingga dalam melakukan survei tersebut kita juga bisa langsung mengadakan wawancara, karena dalam situasi tersebut ada yang dapat dijadikan sumber data, diantaranya Kepala Sekolah, siswa dan orang tua. Setelah kita meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan survei di sekolah MA YASTI dan SMK YASTI, maka dapat sekaligus beserta wawancaranya kepada siswa dan orang tua selain kepada kepala sekolah.
Tetapi, kita juga bisa mengadakan survei ke tempat-tempat yang berbeda. Misalnya, kita mengadakan survei untuk sekolah dan siswa di YASTI, tetapi survei untuk orang tua dilakukan di lingkungan masyarakat sekitar. Sehingga, kita dapat membandingkan, antar minat orang tua dan siswa yang akan memilih sekolah.

Indikatornya:
1. Kepala sekolah dapat mengemukakan dengan jelas mengapa pemerintah lebih menganjurkan bersekolah di SMK daripada di Madrasah Aliyah.
2. Kepala sekolah Madrasah Aliyah dapat menanggulangi penurunan jumlah siswa yang mendaftar di MA YASTI.
3. Kepala sekolah MA dapat memaksimalkan segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam Madrasah Aliyah YASTI untuk mempertahankan kualitas MA.
4. Siswa dapat memilih sekolah yang baik kualitasnya, untuk kemajuannya nanti.
5. Siswa dapat menampilkan keahliannya melalui sekolah di SMK.
6. Siswa dapat membandingkan antara sekolah Madrasah Aliyah dengan SMK.
7. Siswa dapat menjelaskan sekolah mana yang mampu menjadikan bangsa Indonesia ini maju.