Senin, 05 April 2010

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain dalam perencanaan penelitian bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan. Desain rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah, ke dalam operasional penelitian secara praktis. Sedangkan desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukurn-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding, editing dan memproses data yang dikumpulkan termasuk proses analisa data serta membuat laporan.
Desain penelitian merupakan cetak biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya. Penyusunan desain ini dilakukan setelah kita menetapkan topic (judul) penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam desain penelitian terdapat pertanyaan tentang apa, mengapa dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis. Pada umumnya suatu penelitian mengandung dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan persyaratan untuk suatu penelitian. Kedua aspek tersebut, yaitu:
 Substansi Penelitian
Dalam suatu penelitian harus ada masalah yang menunjukkan substansi dari masalah yang akan diteliti. Biasanya substansi ini mengacu pada teori tertentu yang berada dalam lingkup suatu ilmu pengetahuan. Suatu penelitian harus memiliki signifikansi teoritis dan signifikansi praktis.
 Metodologi Penelitian
Penelitian terhadap substansi itu harus memenuhi persyaratan metoologi penelitian sebagai suatu proses yang sistematis, terkendalai, kritis dan analitis. Dalam dua syarat desain penelitian tadi pada umumnya dapat dibagi dalam dua pokok, yaitu konseptualisasi masalah dan operasionalisasi. Kedua aspek tersebut disusun sebagai berikut:
• Latar Belakang Penelitian
• Tujuan dan Hipotesis
• Kerangkan Dasar Penelitian
• Penarikan Sampel
• Metode Pengumpulan Data
• Analisis Data
Susunan dari kedua pokok diatas akan diuraikan penjelasannya di bawah ini.

A. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian merupakan pondasi dari seluruh proses penelitian karena semua konsep dasar dapat dijelaskan pada bagian ini. Latar belakang penelitian disebut juga judul pendahuluan. Oleh sebab itu, terdapat 3 bagian penting yang harus diketahui, yaitu: Pertama, dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti dengan melalui dua cara, yaitu: secara teoritis dan secara empiris. Kedua, perumusan masalah. Pada bagian ini, yaitu untuk mengungkapkan kesenjangan-kesenjangan yang ada dan usaha-usaha yang pernah dilakukan untuk menanggulanginya. Dan yang ketiga atau terakhir adalah mengungkapkan pentingnya (signifikansi) penelitian yang akan dilakukan.
Latar belakang penelitian ini disajikan mengenai keadaan atau fakta aktual yang menarik perhatian untuk diteliti sehingga dari uraian fakta-fakta aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas. Fakta-fakta yang ditampilkan sebaiknya mewakili komunitas atau kelompok populasi yang akan diteliti untuk lebih menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Jadi, dalam belakang penelitian ini, seorang peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah tersebut, peneliti harus dapat menunjukkan dan membuktikan adanya penyimpangan dan menuliskan mengapa masalah itu diteliti.
B. Tujuan dan Hipotesis
Bertitik tolak dari latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara eksplisit tujuan yang akan dikehendaki akan tercapai. Tujuan penelitian ini adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian telah diungkapakan dalam latar belakang desain penelitian. Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan atas hasil penelitian dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus relevan dan konsisten dengan identifikasi masalah, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitiannya.
Tujuan penelitian ini terjadi atas tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam hal ini tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul isi laporan, yang merupakan tujuan formal, tetapi tujuan ini berkaitan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan ini berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Tujuan penelitian tersebut akan dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk hipotesis. Sehingga hipotesis tersebut disebut dengan jawaban tentatif terhadap pertanyaan penelitian. Dan rumusan masalah serta tujuan penelitian ini akan ditemukan jawabannya pada kesimpulan penelitian.

C. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam kerangka dasar penelitian ini diungkapkan semua variabel yang akan diteliti rumusan operasionalnya, yang dilengkapi dengan indikator empiris dan pengukurannya. Kemudian semua variabel tersebut disusun dalam suatu kerangka hipotesis yang memperlihatkan pola hubungan antar variabel yang sama dengan variabel yang lain. Dari masing-masing variabel ini disusun definisi operasionalnya, karena definisi ini menuntun peneliti pada pengumpulan data yang relevan dan valid. Semua variabel yang telah didefinisikan itu berada dalam suatu kerangka hipotesis sesuai dengan tipe penelitian yang ingin kita lakukan. Kerangka dasar untuk hipotesis dengan bivariate berbeda dengan kerangka dasar untuk hipotesis dengan multivariate.

D. Penarikan Sampel
Susunan berikutnya dalam desain penelitian ini adalah penarikan sampel, yaitu perencanaan tentang bagaimana sampel ditarik. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi pernyataan diatas merupakan pendapat dari Sugiyono (1997:57).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Oleh sebab itu, sampel harus refresentatif. Selain itu, harus mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam sampel.
Dalam hal ini, terlebih dahulu harus dilakukan dengan digambarkan besar, batas-batas dan ciri-ciri penelitian. Besarnya dinyatakan dalam jumlah anggota (satuan analisis) yang tercakup dalam populasi itu. Kemudian digambarkan juga seberapa besar sampel yang akan ditarik, dan bagaimana cara menariknya. Dalam cara penarikan sampel ini dilakukan dengan dua macam teknik, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

E. Metode Pengumpulan Data
Pada bagian ini menunjukkan bagaimana data dari masing-masing variabel yang telah disebutkan sebelumnya dikumpulkan dari jampel penelitian. Diantara berbagai metode yang ada dipilih yang sesuai sehingga akan mendapatkan data yang valid dan dapat dipercaya. Metode tersebut antara lain: wawancara, kuesioner, angket, observasi dan documenter. Dan untuk setiap variabel dapat digunakan dua atau lebih metode, salah satunya adalah metode yang diutamakan dan yang lainnya dipakai untuk mengontrol atau melengkapi metode utama. Sebaiknya untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif harus menggunakan berbagai teknik sangat diperlukan. Jika satu teknik dipandang mencakupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan dan tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, jika satu teknik dipandang belum mencukupi, maka peneliti harus menggunakan teknik-teknik yang lain.

F. Analisis Data
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan harus dianalisis. Rancangan tentang analisis ini harus diungkapkan, supaya lebih sistematis maka harus dilakkukan melalui dua tahap. Tahap pertama disebut analisis pendahuluan dan tahap kedua disebut analisis lanjut. Analisis pendahuluan, terbatas pada analisis deskriptif untuk setiap variabel pada sampel. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel, dan menentukan alat analisis pada analisis lanjut. Sedangkan analisis lanjut bertujuan untuk menguji hipotesis. Bentuk hipotesis yang diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang akan digunakan. Jadi, sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan.

Kamis, 01 April 2010

PENARIKAN SAMPEL

Dalam tahap metodologi penelitian selanjutnya adalah tahap populasi dan penarikan sampel. Tahap populasi dan penarikan sampel ini dilakukan setelah melakukan hipotesis. Telah dijelaskan bahwa hipotesis harus diuji dahulu dalam kenyataan empiris dengan mengumpulkan data yang relavan dengan variabel-variabel yang disebut dalam hipotesis. Untuk mendapatkan hipotesis itu baik atau tidak atau juga benar atau tidak maka kita harus mengetahui dimana data tersebut diperoleh dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
Polusi dan sampel penelitian merupakan sumber data, artinya bahwa sifat-sifat dan karakteristik dari sebuah kelompok subjek, gejala atau objek. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan ( kesimpulan data sampel untuk populasi ) maka sampel yang digunakan sebgaai sumber data harus representative dapat dilakukan dengan cara mengambil dari populasi secara ramdom sampai jumlah tertentu.
Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang pengertian dari populasi, diantaranya :
1. Sugiono berpendapat bahwa : “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang akan menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” ( Prof. Dr. H. buchari Alma, 2009 : 54 )
2. Nazir mengatakan bahwa : “populasi adalah berkenaan dengan data bukan orang atau bendanya.”
3. Nawawi mengemukakan pendapat bahwa : “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpilan objek yang lengkap.”
4. Ridwan mengatakan bahwa : “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa: “populasi merupakan objek atau subjek yang bearada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian” ada dua jenis populasi, yaitu:
1. Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh: “ jumlah guru SMA di Kota Sukabumi 4000 orang.

2. Populasi tak terbatas adalah sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya, sehingga relative tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparan, maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.

Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan besarannya sehingga tidak mungkin diteliti. Oleh karena itu, perlu dipilih sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya. Proses menarik sebagian subjek, gejala atau objek yang ada pada populasi disebut sampel.
Menurut Arikunto (2009:11) bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Sedangkan Sugiyono mengartikan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari kedua ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses, dan tidak semua orag atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang akan mewakilinya”. Dalam hal ini sampel harus representatif.

Kata lain dari sampel adalah “contoh”. Sedangkan pengambilan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu merencanakan suatu penelitian disebut target population, sedangkan populasi yang akan diteliti pada waktu melakukan penelitian disebut sampling population. Masalah yang akan dihadapi dalam penarikan sampel ini adalah pada penarikan sampel dan ukuran besar sampel. Hal ini sangat tergantung pada sifat populasi, terutama pada ketersebaran anggota dalam wilayah penelitian atau dalam kategori-kategori tertentu atau juga tergantung pada variasi populasi.
Sampel dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrument penelitian di samping pertimbangan waktu, tenaga dan pembiayaan. Agar diperoleh sampel yang refresentatif, harus diupayakan agar setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur sampel. Semakin tinggi atau besar variasi dari populasi, maka makin besar sampel yang dibutuhkan. Penarikan sampel ini, terdapat dua macam teknik yang sering atau umumnya dilakukan, yaitu: probability sampling dan nonprobability sampling. Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, karena sahnya sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besar atau banyaknya. Minimal sampel sebanyak 30 subjek. Hal ini didasarkan atas perhitungan atau syarat pengujian yang lazim digunakan dalam statistic. Telah dikatakan sebelumnay bahwa dalam penarikan sampel, pada umumnya menggunakan dua cara, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Dua teknik penarikan sampel ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Yang tergolong dalam teknik probability sampling ini ada 4 golongan, diantaranya:


A. Simple Random Sampling (Sampel Acak)
Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap sejenis, atau disebut homogen. Contohnya: “Jumlah siswa yang mendapatkan beasiswa di Kota Sukabumi. Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, table bilangan random atau dengan acak sistematis.

B. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Proportionate stratified random sampling ini dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan (strata), kemudian dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek secara acak. Jumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah sampel penelitian.

C. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap, sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampli ini apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).

D. Area Sampling (Kluster Sampling)
Area sampling atau kluster sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. Cluster Samples disebut juga sampel kelompok dan bukan individu.

2. Non-Probability Sampling
Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluan) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Yang termasuk dalam nonprobability sampling terbagi dalam 6 golongan, antara lain:
A. Sampling Sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam. Contohnya: “Para pelanggan listrik nama-namanya sudah terdaftar dalam Bagian Pembayaran Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk pengambilan sampel tentang para pelanggan listrik, secara sistematis dapat diambil melalui rayon pembayaran listrik.

B. Sampling Kuota
Sampling kuota ialah teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau sampel yan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya dengan menetapkan jumlah besar sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan), maka jatah itulah yang akan dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

C. Sampling Aksidental
Sampling Aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

D. Purposive Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.

E. Sampling Jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh ini akan dilakukan apabila populasinya kurang dari 30 orang.

F. Snowball Sampling
Snowball sampling yaitu teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membenngkak jumlahnya. Seperti bola salju yang sedang menggelinding semakin jauh semakin membesar. Penelitian yang cocok menggunakan sampling ini biasanya menggunakan metode penelitian kualitatif.





Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan sampel diantaranya:
1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar ditakutkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan biaya)
3. Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data, artinya jika subjeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data yang mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlanya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.