Senin, 22 Februari 2010

HAKIKAT ILMU DAN PENELITIAN

Didalam hakikat ilmu dan penelitian terdapat pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan seseorang untuk melakukan penelitian, dengan mempunyai pengetahuan yang tinggi maka seseorang dapat melakukan penelitian secara logis dan empiris. Penelitian (riset) dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Penelitian ilmiah digunakan untuk kebutuhan ilmu pengetahuan; ilmu pengetahuan tidak akan berkembang bila tidak menggunakan riset ilmiah.
Riset ilmiah kepada ilmu pengetahuan, antara lain:
• meng-upgrade
• membuat up to date dan canggih
• diaplikasi untuk kebutuhan masyarakat
Karena di dalam sebuah kegiatan penelitian didasarkan pada pertanyaan yang diajukan, dan jawaban atas pertanyaan itu. Sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan agar dapat dilakukan dengan baik. Selain ilmu pengetahuan, kita juga harus mengetahui teori, proposisi dan konsep. Toeri, proposisi dan konsep ini merupakan langkah awal untuk mengetahui bagaimana seharusnya penelitian itu dilakukan dengan baik dan benar.
A. Hakikat Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah memahami, mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah “science” yaitu sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris; hal ini dapat berpengaruh pada kebenaran sains tersebut. Sebenarnya banyak sekali pengertian atau definisi tentang ilmu, tetapi pada akhirnya mereka menyimpulkan pada satu tujuan yang sama. Ilmu merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya ilmu maka manusia tidak akan disebut bodoh, dengan manusia memiliki ilmu maka segala apa yang diciptakan Allah swt. dapat digunakan sebaik-baiknya. Tetapi kegunaan ilmu ini tergantung dari dari tujuan manusia, karena dengan memiliki ilmu yang tinggi maka manusia dapat berbuat semena-mena, jika tujuan manusia adalah untuk kebaikan dunia ini maka tidak akan terjadi kekacauan dan perilaku-perilaku yang menyimpang.
Banyak sekali definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya :
1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan, baik natural maupun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum.
2. Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti empiris.
3. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu merupakan tanda seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan secara logis.
4. Pengertian ilmu secara positif adalah bebas aktif, dimana ilmu disini harus bersifat mutlak dalam keadaan apapun dan dimanapun.
5. secara Normatif Ilmu mengandung arti mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu dengan detail dan bisa di aplikasikan dalam hal nyata. Tetapi dalam hal ini Ilmu tidak bisa bersifat mutlak akan ada perbedaan pendapat atau paradigma seseorang tergantung cara pandang mereka menilai suatu ilmu.
Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain). Pengertian ilmu yang sesungguhnya memang sangatlah luas tidak bersifat mutlak dan dengan arti yang tidak mutlak itu kita dapat menafsirkan sesuatu dengan berbagai sudut pandang, sehingga dapat memperkaya tatanan content yang mungkin suatu saat akan sangat bermanfaat sekali bagi kelangsungan suatu pendidikan di Dunia dan dengan itu demi menjaga hilangnya ilmu dari muka bumi, karena menurut suatu keterangan suatu saat di dunia ini kelak nanti akan terkena musibah yang sangat dahsyat yaitu hilangnya ilmu di muka bumi ini dan itu tandanya dunia ini akan berakhir.
Ilmu yang sudah kita miliki harus benar-benar dijaga dengan sebaik-baiknya, karena agar tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Dan dapat bermanfaar bagi kehidupan manusia baik dunia dan akhirat, yaitu dengan penyampaian / mentransfer ilmu itu dengan baik dan benar. Masalah-masalah yang sering datang dapat dijadikan tantangan bagi manusia untuk menyelesaikannya dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang benar.
Ilmu mempunyai karakteristik atau sifat yang menjadi cirri khas dari ilmu, yang dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:
1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa cirri umum ilmu, yaitu : a. hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, b. hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan c. obyektif tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
3. Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : a. obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif, b. koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan; c. reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi, d. valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal, e. memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, f. akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan g. dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya.
Sebuah pengetahuan dapat dikatakan ilmu apabila mempunyai syarat sebagai berikut:
1. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.
2. Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu interelasi.
3. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Masalah-masalah itu akan berubah dengan sendirinya dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit, atau dari sesuatu yang kecil menjadi besar sehingga akan sulit untuk dipecahkan. Sehingga masalah-masalah itu akan dibawa ke dalam pembedahan ilmu, hal ini akan menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan.
Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tergantung dari kita sampai sejauh mana kita ingin mengetahui tentang suatu masalah begitu juga dengan pemecahannya. Pada umumnya, kita akan memperoleh pengetahuan tersebut melalui dua cara, yaitu: melalui orang lain dan pengalaman diri sendiri secara langsung.
Tetapi pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara:
1. Akal sehat. Pengetahuan ini dapat diperoleh secara mudah oleh semua orang, tetapi pengetahuan ini didasarkan pada emosional seseorang. Apabila seseorang sedang mendapatkan masalah, tetapi dia dapat mengendalikan emosinya maka ia akan dengan mudah menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan akal sehat. Cara ini disebut juga dengan metode keteguhan, dimana seseorang akan menerima suatu kebenaran karena ia telah yakin akan kebenaran tersebut.
2. Otoritas. Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau sesuatu tanpa kritik.
3. Intuitif. Pengetahuan ini didapatkan berdasarkan pengalaman atau firasat, sehingga pengetahuan yang didapat mudah diingat dan apabila suatu hari terjadi kembali masalah yang serupa akan dengan mudah menyelesaikannya. Karena dengan pengalaman banyak hal yang dapat diperbaiki dalam memecahkan soal.
4. Logika. Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.
5. Empiris. Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh dari data-data hasil penelitian.
6. Metode metafisik. Pengetahuan ini didapatkan melalui metafisik, yaitu sebuah jawaban yang ditemukan dalam dunia empiris dicari dalam dunia supernatural (dunia tidak nyata)
7. Metode ilmiah. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses deduksi dan induksi, dimana setiap masalah-masalah yang ditemukan di dunia empiris maka jawabannya juga harus dicari dalam dunia empiris, melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis.
Dalam ilmu pengetahuan terdapat masalah-masalah yang berkisar pada tiga hal, yaitu: ontologi, epistemology dan aksiologi. Ketiga hal tersebut merupakan pertanyaan dalam suatu masalah. Pertama, apa itu pengetahuan? pertanyaan yang disebut dengan ontologi. Kedua, bagaimana cara mengetahui pengetahuan? pertanyaan yang disebut dengan epistemologi. Dan ketiga, untuk apa pengetahuan itu? Pertanyaan yang disebut dengan aksiologi.
B. Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Penelitian ini biasanya digunakan untuk sebuah karya ilmiah, dimana di dalam karya ilmiah tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang membutuhkan penelitian karena tidak memungkinkan untuk menggunakan akal. Ada juga beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian dari penelitian, diantaranya:
1. Mohammad Ali mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul yang berhubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
2. J. Suprapto berpendapat bahwa penelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip secara sistematis.
3. Sutrisno Hadi berpendapat bahwa penelitian diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. David H Penny mengemukakan bahwa penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah sehingga dalam pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
5. Tuckman mendefinisikan penelitian yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.
Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” (re berarti kembali, dan search berarti mencari). Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian itu adalah mencari kembali. Penelitian ini harus dilakukan secara hati-hati dan mengandung pemikiran yang sistematis juga empiris sehingga akan menghasilkan karya ilmiah yang sesuai dengan kenyataan. Dalam sebuah penelitian harus memenuhi kriteria penelitian, karena dalam kriteria penelitian ini terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Ada empat kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah penelitian, yaitu:
1. Penelitian harus dilakukan secara sistematis. Artinya, dalam setiap pengerjaan sebuah penelitian harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh melewati tahap-tahap yang telah ditentukan.
2. Penelitian dilakukan secara terkendali.
3. Penelitian dilakukan secara empiris. Artinya, semua permasalahan-permasalahan yang akan diteliti harus dibuktikan secara empiris yaitu data yang benar-benar sesuai dengan hasil penelitian.
4. Penelitian bersifat kritis. Kritis dalam sebuah penelitian adalah sebagai tolok ukur (kriteria) yang gunanya ialah untuk menentukan suatu penelitian agar dapat diterima. Tolok ukur disini adalah dalam menetapkan hipotesis, menetapkan besarnya sampel penelitian dan lain-lain.
Setelah kita mengetahui pengertian serta kriteria dari sebuah penelitian, maka kita juga harus mengetahui berbagai macam jenis-jenis penelitian, agar kita dapat menentukan jenis penelitian manakah yang akan kita gunakan, karena didalam penelitian ada tiga pertanyaan dasar dimana pertanyaan ini yang menentukan tipe penelitian secara empiris. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah : apa, bagaimana, dan mengapa. Jenis-jenis penelitian ini didasarkan pada tiga jenis, antara lain :
1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya.
Jenis penelitian ini, terdapat tiga jenis diantaranya :
a) Penelitian Eksploratif; Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitiannya adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
b) Penelitian Deskriptif; Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
c) Penelitian Eksplanatif; tujuan dari penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”. Biasanya penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode sampling.
2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan pendekatan.
Penelitian berdasarkan pendekatan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Penelitian Kuantitatif; Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif dan induktif. Pendekatan ini awalnya dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
b) Penelitian Kualitatif; Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic- kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
3. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya.
Jenis penelitian ini didasarkan menjadi tiga jenis antara lain:
a) Penelitian Dasar; Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), yaitu penelitian yang diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
b) Penelitian Evaluatif; Penelitian evaluatif (Evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, atau lembaga.
c) Penelitian Terapan; Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
Tujuan dari penelitian merupakan sebuah keinginan-keinginan seorang peneliti atas hasil penelitian dengan menetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini juga terdapat dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Maksud dari tujuan umum adalah menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat terhadap apa yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut. Sedangkan tujuan khususnya adalah merumuskan kalimat-kalimat tersebut dalam bentuk item-item atau butir-butir yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Kegunaan dari sebuah penelitian ini merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Jika tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat, maka kegunaan dari penelitiannya adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari penelitian itu sendiri. Menurut Nan Lin bahwa penelitian mempunyai dua manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis. Penelitian yang bertitik tolak dari keraguan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan juga merevisi teori yang bersangkutan.
2. Manfaat Praktis. Mengubah cara kerja supaya lebih efisien dan juga mengubah kurikulum supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan sumber daya manusia merupakan contoh-contoh permasalahan yang dapat dibantu pemecahannya melalui penelitian ilmiah.
Dengan adanya kedua manfaat penelitian diatas, maka hasil yang akan dicapai dalam melakukan penelitian akan memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan. Kedua manfaat penelitian diatas juga merupakan salah satu syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan penelitian.
Seringkali orang menyebut bahwa penelitian sama dengan metode ilmiah karena sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif dalam memecahkan masalah.